Sabtu, 28 Januari 2012

Kebudayaan dan Kesenian Kerinci dan Sungai Penuh


Kenduri Sko

Kenduri dapat diartikan sebagai perhelatan, sedangkan Sko berarti perbuatan atau peraturan yang berlaku turun temurun. Kenduri Sko yang merupakan upacara puncak kebudayan masyarakat Kerinci umumnya diartikan sebagai suatu perhelatan tradisional masyarakat Kerinci dengan maksud dan tujuan tertentu. Kenduri Sko terbesar dan biasanya dilakukan saat penobatan Depati dan Permenti yaitu kaum adat yang terpilih menjadi pemuka masyarakat yang akan mengatur anak Negeri, terutama anak kemenakan dari kaum adat itu sendiri.

Saat acara Kenduri Sko juga merupakan saat yang tepat untuk melihat benda-benda pusaka milik desa tersebut. Benda-benda pusaka ini kemudian akan dibersihkan dengan ramuan bermacam-macam limau, upacara ini dikenal “mandai atau malimo puseko”. Kenduri Sko ini hanya dilakukan pada desa Persekutuan Adat atau Masyarakat Adat dari dusun asal. Biasanya desa-desa yang melaksanakan Kenduri Sko adalah desa yang memiliki: sejarah, tetua adat Depati Ninik Mamak, larik jajar (rumah dusun), dan benda-benda pusaka peninggalan nenek moyang yang masih disimpan dengan baik.

Kenduri Sko yang hanya terdapat di Kerinci cukup diminati oleh wisatawan mancanegara, karena bila ditinjau dari sudut antropologi kebudayaan, Kenduri Sko ini memiliki makna siklus kehidupan yang bersifat universal. Kenduri Sko dapat dijumpai pada beberapa desa di Kecamatan Danau Kerinci dan Kecamatan Keliling Danau serta pada desa-desa di kecamatan lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar