Sabtu, 28 Januari 2012

Tari Rangguk


TARI RANGGUK

            Tari Rangguk merupakan tarian tradisional Kabupaten Kerinci. Tarian ini merupakan tarian spesifik Kerinci yang populer dan ditarikan oleh beberapa orang gadis remaja dengan memukul rebana kecil. Tarian ini diringi dengan nyanyian sanbil menganggukkan kepala untuk memberi hormat. Tari rangguk dilakukan pada hari-hari tertentu, seperti pada waktu menanti kedatangan para Depati, tamu-tamu, dan pembesar dari luar daerah. Kadang-kadang tarian rangguk ini dilakukan di lapangan terbuka, diikuti dengan menabuh rebana dan gong besar.

            Menurut sejarahnya, masyarakat Kerinci telah mengenal Tari Rangguk sejak dulu. Di Jambi, tarian ini diyakini muncul atas ide dari seorang ulama dari Dusun Cupak, Kabupaten Kerinci. Konon, sekitar abad ke-19, ulama itu menunaikan ibadah haji. Ketika berada di tanah suci Mekkah, ulama itu menyempatkan untuk belajar ilmu agama dan kesenian tradisional dari Arab yakni menabuh rebana sambil menganggukkan kepala.

Setelah kembali ke kampung halamannya, ulama itu berdakwah menyebarkan ajaran Islam kepada masyarakat Kerinci. Untuk menarik perhatian masyarakat, beliau berdakwah sambil memainkan alat musik rebana yang diikuti dengan gerakan menganggukkan kepala dan melantunkan pantun dan pujian kepada Allah.


Usaha itu menuai hasil, masyarakat Kerinci lambat laun mulai tertarik untuk belajar agama Islam. Mereka juga belajar memainkan rebana dan melantunkan pujian kepada Allah sambil menganggukkan kepala. Tak lama kemudian, ulama itu meninggal dunia. Meskipun ulama itu telah tiada, masyarakat Kerinci tetap menyebarkan ajaran agama Islam dan berdakwah hingga ke seluruh daerah di Kabupaten Kerinci. Dalam perkembangannya, gerakan anggukan kepala yang dimainkan mengikuti lantunan musik rebana ini kemudian dikenal dengan nama Tari Rangguk.

1 komentar: